Cukil
kayu merupakan teknik seni grafis yang paling kuno yang masuk pada kategori
seni murni. Di Asia, seni semacam ini berkembang di daerah Jepang dan Cina, di
Cina teknik ini telah digunakan pada abad kelima sedangkan di Jepang memiliki
masa keemasan yaitu pada masa periode Edo dimasa itu cukil kayu banyak sekali
dipakai untuk ilustrasi buku dan seni ini menjadi cikal bakal dari komik
Jepang. Seni semacam ini di Indonesia dipengaruhi oleh Jepang dan Cina yang
dulunya perbah berdagang ke Indonesia. Berikut dibawah adalah salah satu karya
seniman cukil.
“Memaksakan
Keinginan”
150 cm x 160 cm
Woodcut,
stencil, pointilis, and colouring on canvas, 2011
Karya
seni grafis di atas merupakan karya Irwanto Lentho yang berjudul “memaksakan keinginan” dengan teknik cukil di buat pada
tahun 2011. Irwanto Lentho lahir di
Sukoharjo tangal 4 April 1979. Irwanto Lentho telah menggeluti seni ini sejak
tahun 1989. Sejak tahun 1997 – 2011, beliau beberapa
kali menggelar pameran skala nasional maupun international. Karena
kepiawaiannyalah Irwanto Letho kemudian dikenal sebagai ‘Sang Pencukil’. Salah
satu sebutan yang lebih pas untuk penggelut bidang seni mencukil.
Irwanto Lentho menghadirkan subjek Alam fantasi
yang ditampilkan sangat ekspresif. Tidak meluapkan kode-kode rumit yang hanya
menjebak seniman ke ruang pendiktean sosial yang depresif dan monoton. Seliar
apapun karya yang ditampilkannya, Irwanto Letho masih berpijak pada keadaan
atau kenyataan sehari-hari. Dalam dunianya itu, dia mencantumkan banyak metafor
(boneka/puppet) yang berhubungan erat dengan soal kehidupan. Kesan kuat akan
marionette atau ’boneka string’ yang dikendalikan oleh sejumlah tali, hadir
disejumlah karya Irwanto Lentho. Jenis boneka ini sering dijadikan metafor,
misalnya saja ditujukan untuk ungkapan-ungkapan satir tentang sebuah kontrol
manipulatif dari ’seseorang di balik layar’ yang di kenal sebagai dalang.
Di dalam karya grafis Lentho ini menggambarkan perempuan yang menunggangi
burung, perempuan yang sedang memegang kinciran dan burung memakan ikan.
Karya
grafis ini apabila dilihat menggunakan dominasi warna ungu dari ungu muda
sampai ungu tua, baju yang di kenakan perempuan penunggang burung berwarna biru
dan biru muda dengan mengenakan topi yang memiliki perpaduan warna ungu kemerahan dan abu-abu, mengenakann sepatu
dengan warna merah hati, warna kulit perempuan penunggang burung yaitu berwarna
warna krem atau warna coklat muda atau sawo matang, mengenakan shall yang
bergaris dan berwarna ungu, orange dan
biru, rambut berwarna merah. Burung yang di tunggangi perempuan memiliki warna
bulu dominan hijau dengan sayap berwarna
perpaduan kuning biru, hijau, merah. Ikan yang terdapat di paruh burung
berwarna orange atau jingga.
Karya
grafis yang berjudul “memaksakan
keinginan” ini dipamerkan di Graphic Art
Final Work, Solo Exhibition “Sang Pencukil” di Bentara Budaya Jakarta,
Yogyakarta, Bali dan Solo. Irwanto Lentho aktif berpameran sejak tahun 1997
sampai dengan 2011, dan di perjalan kesenian cukil Irwanto Lentho ini juga mendapatkan beberapa penghargaan
diantaranya Finalis Philip Moris ART AWARD 2001, Finalis Trienal Seni Grafis II
Indonesia 2006, 2 Winner of Graphic Triennale
Indonesia III 2009 dan Nominee Indonesia Art Award 2010.
Menurut
teori unstrumental, teori ini berpijak pada pemikiran bahwa seni mempunyai
tujuan tertentu dan bahwa fungsi dan aktivitas seni sangat menentukan dalam
suatu karya seni. Contohnya adalah fungsi-fungsi edukatif, fungsi-fungsi
propaganda, religius, dan sebagainya. Cabang
lain dari teori instrumental adalah seni sebagai sarana penyampaian
perasaan, emosi dan sebagainya. Seni adalah sarana kita untuk mengadakan kontak
dengan pribadi seniman ataupun bagi seniman untuk berkomunikasi dengan penikmat
seni. Dan teori-teori abad 20, teori ini lebih praktis dan menitik beratkan
pada kritik dan apresiasi. Seni adalah suatu tindakan kreatif, pertama-tama
adalah suatu realita yang diciptakan dan kedua harus bisa memberikan kesempatan
dan kemampuan untuk penghayatan estetis. Pada karya Irwanto Lentho ini merujuk
pada teri di atas, yakni sebagai penyampai perasaan emosi. Dimana tema yang
diangkat oleh Irwanto Lentho ini yaitu mengangkat tema tentang dunia imajinasi fantasi boneka.
Ciri khas ungkapan karya cukilan
kayu terletank pada permukaan efek serat kayu (tekstur), kesederhanaan rupa
gambar dan kesan kontras antara gambar (bidang positif) dengan dasar gambar
(bidang negatif), khususnya pada karya hitam putih. Klisenya yaitu sebuah
relief, yang mana yang akan tercetak berada pada permukaan yang lebih
tinggi dari lempengan klise, dan klise
itu akan meninggalkan gambar sesuai dengan pola gambar yang telah dibuat.