Senin, 28 Desember 2015

grafis cukil "memaksakan keinginan" Irwant Lentho

Cukil kayu merupakan teknik seni grafis yang paling kuno yang masuk pada kategori seni murni. Di Asia, seni semacam ini berkembang di daerah Jepang dan Cina, di Cina teknik ini telah digunakan pada abad kelima sedangkan di Jepang memiliki masa keemasan yaitu pada masa periode Edo dimasa itu cukil kayu banyak sekali dipakai untuk ilustrasi buku dan seni ini menjadi cikal bakal dari komik Jepang. Seni semacam ini di Indonesia dipengaruhi oleh Jepang dan Cina yang dulunya perbah berdagang ke Indonesia. Berikut dibawah adalah salah satu karya seniman cukil.



“Memaksakan Keinginan”
150 cm x 160 cm
Woodcut, stencil, pointilis, and colouring on canvas, 2011

Karya seni grafis di atas  merupakan karya  Irwanto Lentho yang berjudul “memaksakan  keinginan” dengan teknik cukil di buat pada tahun 2011. Irwanto Lentho  lahir di Sukoharjo  tangal 4 April 1979. Irwanto Lentho  telah menggeluti seni ini sejak tahun 1989. Sejak tahun 1997 – 2011, beliau beberapa kali menggelar pameran skala nasional maupun international. Karena kepiawaiannyalah Irwanto Letho kemudian dikenal sebagai ‘Sang Pencukil’. Salah satu sebutan yang lebih pas untuk penggelut bidang seni mencukil.
Irwanto Lentho menghadirkan  subjek Alam fantasi yang ditampilkan sangat ekspresif. Tidak meluapkan kode-kode rumit yang hanya menjebak seniman ke ruang pendiktean sosial yang depresif dan monoton. Seliar apapun karya yang ditampilkannya, Irwanto Letho masih berpijak pada keadaan atau kenyataan sehari-hari. Dalam dunianya itu, dia mencantumkan banyak metafor (boneka/puppet) yang berhubungan erat dengan soal kehidupan. Kesan kuat akan marionette atau ’boneka string’ yang dikendalikan oleh sejumlah tali, hadir disejumlah karya Irwanto Lentho. Jenis boneka ini sering dijadikan metafor, misalnya saja ditujukan untuk ungkapan-ungkapan satir tentang sebuah kontrol manipulatif dari ’seseorang di balik layar’  yang di kenal sebagai dalang. Di dalam karya grafis Lentho ini menggambarkan perempuan yang menunggangi burung, perempuan yang sedang memegang kinciran dan burung memakan ikan.
Karya grafis ini apabila dilihat menggunakan dominasi warna ungu dari ungu muda sampai ungu tua, baju yang di kenakan perempuan penunggang burung berwarna biru dan biru muda dengan mengenakan topi yang memiliki perpaduan warna ungu  kemerahan dan abu-abu, mengenakann sepatu dengan warna merah hati, warna kulit perempuan penunggang burung yaitu berwarna warna krem atau warna coklat muda atau sawo matang, mengenakan shall yang bergaris dan berwarna  ungu, orange dan biru, rambut berwarna merah. Burung yang di tunggangi perempuan memiliki warna bulu  dominan hijau dengan sayap berwarna perpaduan kuning biru, hijau, merah. Ikan yang terdapat di paruh burung berwarna orange atau jingga.
Karya grafis  yang berjudul “memaksakan keinginan” ini dipamerkan  di Graphic Art Final Work, Solo Exhibition “Sang Pencukil” di Bentara Budaya Jakarta, Yogyakarta, Bali dan Solo. Irwanto Lentho aktif berpameran sejak tahun 1997 sampai dengan 2011, dan di perjalan kesenian cukil Irwanto Lentho ini  juga mendapatkan beberapa penghargaan diantaranya Finalis Philip Moris ART AWARD 2001, Finalis Trienal Seni Grafis II Indonesia 2006, 2 Winner of Graphic Triennale  Indonesia III 2009 dan Nominee Indonesia Art Award 2010.
Menurut teori unstrumental, teori ini berpijak pada pemikiran bahwa seni mempunyai tujuan tertentu dan bahwa fungsi dan aktivitas seni sangat menentukan dalam suatu karya seni. Contohnya adalah fungsi-fungsi edukatif, fungsi-fungsi propaganda, religius, dan sebagainya. Cabang  lain dari teori instrumental adalah seni sebagai sarana penyampaian perasaan, emosi dan sebagainya. Seni adalah sarana kita untuk mengadakan kontak dengan pribadi seniman ataupun bagi seniman untuk berkomunikasi dengan penikmat seni. Dan teori-teori abad 20, teori ini lebih praktis dan menitik beratkan pada kritik dan apresiasi. Seni adalah suatu tindakan kreatif, pertama-tama adalah suatu realita yang diciptakan dan kedua harus bisa memberikan kesempatan dan kemampuan untuk penghayatan estetis. Pada karya Irwanto Lentho ini merujuk pada teri di atas, yakni sebagai penyampai perasaan emosi. Dimana tema yang diangkat oleh Irwanto Lentho ini yaitu mengangkat tema tentang dunia imajinasi fantasi boneka.
            Ciri khas ungkapan karya cukilan kayu terletank pada permukaan efek serat kayu (tekstur), kesederhanaan rupa gambar dan kesan kontras antara gambar (bidang positif) dengan dasar gambar (bidang negatif), khususnya pada karya hitam putih. Klisenya yaitu sebuah relief, yang mana yang akan tercetak berada pada permukaan yang lebih tinggi  dari lempengan klise, dan klise itu akan meninggalkan gambar sesuai dengan pola gambar yang telah dibuat.


patung pancoran

Monumen Patung Dirgantara (Patung Pancoran)



Perancang     : oleh Edhi Sunarso (kelahiran Salatiga, 2 Juli 1932) di bantu dari Keluarga Arca Yogyakarta
Penggagas          :  Presiden Soekarno
.Model                :  Bung Karno (Presiden Soekarno)
Bentuk           : menyerupai posisi atlet yang telah melempar cakramnya, tangan kirinya yang menukik ke belakang berposisi seperti memegang piringan.
Bahan                 : Perunggu
Ukuran               : 11 meter. Sementara tinggi voetstuk (kaki patung) 27 meter,
Berat                : Berat keseluruhannya 11 ton tersebut terbagi dalam potongan-potongan yang masing-masing beratnya 1 ton.
Proses                  : 1964 – 1966 Pembangunannya dilakukan oleh PN Hutama Karya dengan Ir. Sutami sebagai arsitek pelaksana. Sedangkan proses pengecorannya dilaksanakan oleh Pengecoran Patung Perunggu Artistik Dekoratif Yogyakarta pimpinan I Gardono.
Letak          : Monumen ini berada di kawasan Pancoran, Jakarta Selatan. Tepat di depan kompleks perkantoran Wisma Aldiron Dirgantara yang dulunya merupakan Markas Besar TNI Angkatan Udara. Posisinya yang strategis karena merupakan pintu gerbang menuju Jakarta bagi para pendatang yang baru saja mendarat di Bandar Udara Halim Perdanakusuma.
Biaya                 : Total biaya pembuatan Patung Dirgantara atau Patung Pancoran pada tahun 1964 adalah 12 juta rupiah.
Makna               : Patung ini menggambarkan kekuatan dan kemegahan dunia penerbangan Indonesia  atau kedirgantaraan. Patung ini menggambarkan manusia angkasa yang  memiliki semangat keberanian Patung ini sebenarnya mempunyai filosofi yang maknanya melambangkan keberanian, kesatriaan dan kedirgantaraan yang didasarkan pada kejujuran, keberanian dan semangat mengabdi.




Minggu, 29 November 2015

Lukisan : Gunung Emas (Achmad Sadali - 1980)

Title : "Gunung Emas"

Artist : Achmad Sadali
Year : 1980
Cat minyak, kayu, kanvas.
Ukuran : 80 x 80 cm.
Analisis unsur
Garis
Garis pada lukisan milik Achmad sadali ini memiliki dimensi yang memanjang (mengerucut) menyerupai bentuk gunung yang dimana memiliki sifat horizontal dan memiliki kesan simbolik (Tanda segitiga), konstruksi piramida memberikan citra tentang relijiusitas
Bidang
Unsur ini merupakan perkembangan dari penampilan garis, yakni perpaduan antara garis-garis dalam kondisi tertentu. Berdasarkan bentuknya, bidang terdiri dari bidang biomorfis, geometris, bersudut, dan tak beraturan. Bidang terbentuk dari pertemuan ujung-ujung garis atau juga karena sapuan warna. Bidang pada lukisan gunung emas  yakni mengambarkan bentuk segitiga/ piramid.
Bentuk
Bentuk merupakan wujud yang terdapat di alam dan terlihat nyata. Bentuk dapat berarti shape, yakni bentuk benda polos yang muncul tanpa penjiwaan atau hadir secara kebetulan, dapat dilihat hanya sekedar penyebutan sifatnya saja seperti :ornamental, bulat, panjang, tidak teratur, persegi dan lain sebagainya. Pada lukisan gunung emas ini memiliki bentuk segitiga. Dan bentuk plastis atau dalam bahasa inggrisnya form yang berarti bentuk benda yang dapat dilihat dan dirasakan karena memiliki unsur nilai dari benda tersebut yaitu benbentuk gunung.
Tekstur
Tekstur ialah sifat permukaan pada setiap benda yang bisa dilihat juga diraba. Dimana sifatnya terkesan halus, kusam, kasar, licin, mengkilap, dan lainnya. Yang mana tekstur pada lukisan gunung emas ini yaitu halus dan kasar.  Sifat tersebut bisa dirasakan melalui indera pengelihatan dan juga rabaan. Tekstur terbagi dua yakni tekstur nyata dimana sifat permukaannya menunjukkan kesan yang sebenarnya dan tekstur semu (maya), dimana kesan permukaannya dapat berbeda-beda antara pengelihatan dan rabaan. Tekstur berfungsi untuk memberikan karakter tertentu pada bagian bidang permukaan yang bisa menimbulkan nilai-nilai estetik. Seperti halnya tekstur yang terdapat pada kebanyakan gunung, jika dilihat dari jarak jauh gunung tersebut memiliki tekstur halus dan apabila dilihat dari jarak dekat maka teksturnya gunung akan terlihat kasar.
Warna
Warna pada lukisan gunung emas milik Achmad Sadali ini hanya memiliki warna dominan abu-abu tua, hijau, kuning, dan coklat.
Gelap Terang
pada lukisan gunung emas ini tidak memiliki gelap terang, namun terdapat gradasi tipis pada warna abu-abu.
Ruang atau kedalaman
Unsur ruang pada karya seni dua dimensi terutama lukisan gunung emas ini  bersifat semu / maya karena didapat melalui penggambaran yang terkesan cekung, pipih, menjorok, datar, cembung, dan sebagainya.

Analisis prinsip

·    Kesatuan (unity)
      Kesatuan adalah pertautan bagian-bagian dalam sebuah karya seni rupa. Warna-warna berat, noktah dan lubang, serta guratan-guratan pada bidang bisa mengingatkan pada citra misteri, arkhaik, dan kefanaan. Tanda segitiga, konstruksi piramida memberikan citra tentang relijiusitas. Lebih jauh lagi lelehan emas dan guratan-guratan kaligrafi Alquran dapat memancarkan spiritualitas Islami. Unsur-unsur tersebut saling menunjang satu sama lain dalam komposisi yang bagus dan serasi. Untuk menyusun satu kesatuan setiap unsur tidak harus sama dan seragam, tetapi unsur-unsur dapat berbeda atau bervariasi sehingga menjadi susunan yang memiliki kesatuan.

·     Keseimbangan (balance)
Keseimbangan adalah kesan yang didapat dari suatu susunan yang diatur sedemikian rupa sehingga terdapat daya tarik yang sama pada tiap-tiap sisi susunan. Keseimbangan pada lukisan gunung emas milik Achmad Sadali ini terdapat pada bagian atas yang banyak terdapat warna hijau, coklat dan sedikikit kuning dan abu-abu tua sedangkan bagian bawah terdapat bentuk segitiga yang kaki segitiganya terkesan besar dan berat dengan sedikit warna hijau , coklat, coklat tua, putih dan dominan abu-abu tua memberikan keseimbangan  yang baik.

·    Keselarasan (harmony)
Keselarasan adalah hubungan kedekatan unsur-unsur yang berbeda baik bentuk maupun warna untuk menciptakan keselarasan. Keselarasan disini yakni warna hijau, kuning  dan coklat

·    Irama (rhytm)
Irama adalah pengulangan satu atau beberapa unsur secara teratur dan terus-menerus. Susunan atau perulangan dari unsur-unsur rupa yang diatur, berupa susunan garis, susunan bentuk atau susunan variasi warna. Perulangan unsur yang bentuk dan peletakannya sama akan terasa statis, sedangkan susunan yang diletakkan bervariasi pada ukuran, warna, tekstur, dan jarak akan mendapatkan susunan dengan irama yang harmonis. Susunan pada lkisan gunung emas ini berulang pada segitiganya saja yang terbagi menjadi empat (persegi di bagi empat)

·    Komposisi
Komposisi pada lukisan gunung emas milik Achmad Sadali ini memiliki unsur garis horizontal (mengerucut layaknya gunung), bidang, bnetuk, tekstur, warna, gelap terang dan ruang dengan mengorganisasikannya sehingga menjadi susunan yang bagus, teratur, dan serasi.

      Pusat Perhatian (Center of Interes)
      Pusat yaitu berpusat pada emas diujung gunungnya.

Intepretasi
Lukisan Achmad Sadali, “Gunungan Emas” (1980) ini, merupakan salah satu ungkapan yang mewakili pencapaian nilai relijiusitasnya. Sebagai pelukis abstrak murni, Sadali memang telah lepas dari representasi bentuk-bentuk alam. Namun demikian, dalam bahasa visual semua bentuk yang dihadirkan seniman dapat dibaca dengan berbagai tingkatan penafsiran. Dalam usia peradaban yang ada, manusia telah terbangun bawah sadarnya oleh tanda-tanda yang secara universal bisa membangkitkan spirit tertentu. Warna-warna berat, noktah dan lubang, serta guratan-guratan pada bidang bisa mengingatkan pada citra misteri, arkhaik, dan kefanaan. Tanda segitiga, konstruksi piramida memberikan citra tentang relijiusitas. Lebih jauh lagi lelehan emas dan guratan-guratan kaligrafi Alquran dapat memancarkan spiritualitas Islami. Semua tanda-tanda tersebut hadir dalam lukisan-lukisan Sadali, sehingga ekspresi yang muncul adalah kristalisasi perenungan tentang nilai-nilai relijius, misteri, dan kefanaan.
Pembacaan tekstual ikonografis itu, telah sampai pada interpretasi imaji dan pemaknaan bentuk. Namun demikian, karena Sadali selalu menghindar dengan konsep eksplisit dalam mendeskripsikan proses kreatifnya, maka untuk menggali makna simbolis karya-karyanya perlu dirujuk pandangan hidupnya. Sebagai pelukis dengan penghayatan muslim yang kuat, menurut pengakuannya renungan kretivitas dalam melukis sejalan dengan penghayatan pada surat Ali Imron (190-191) dalam Alquran. Ia disadarkan bahwa sebenarnya manusia dianugerahi tiga potensi, yaitu kemampuan berzikir, berfikir, dan beriman untuk menuju ‘manusia ideal dan paripurna’ (Ulul-albab). Menurut Sadali, daerah seni adalah daerah zikir. Makin canggih kemampuan zikir manusia, makin peka mata batinnya. Dalam lukisan “Gunungan Emas” ini dapat dilihat bagaimana Sadali melakukan zikir, mencurahkan kepekaan mata batinnya dengan elemen-elemen visual.
Evaluasi
Karya Sadali menunjukan beberapa prinsip berkarya yang hingga kini dikenal sebagai proses abstraksi. Proses ini meliputi tiga jejak-jejak visual yang khas meliputi penampakan jejak dan efek visual sapuan cat yang bersifat ekspresif,   proses penyederhanaan bentuk yang secara visual bisa dikenali sebagai suatu pola perencanaan struktur bidang dan bentuk,  serta permainan warna dan bidang warna yang cenderung menghasilkan efek kedalaman ruang-warna. Efek permainan bidang-bidang warna inilah yang disebut sebagai lirisisme. Lirisisme “merupakan ungkapan emosi dan perasaan pelukis dalam mengalami dunia. Sebuah lukisan menjadi bidang ekspresi, tempat seorang pelukis seakan-akan ‘memproyeksikan’ emosi dan getaran perasaannya, merekam kehidupan jiwanya. Lukisan ini masuk dalam kategori bagus, bagus dalam konsep, penvisualisasiannya juga sangat simpel dan mendalam akan simbol, namun susah dalam pemaknaan bagi orang awam yang melihatnya.